
5 Jenis Tes Kesuburan Wanita sebagai Persiapan Kehamilan
- Rian Gustira
- 08 Nov 2024
Pemeriksaan kesuburan bertujuan untuk mengetahui kesehatan organ reproduksi wanita sebelum menjalani program hamil. Dengan ini, dapat diidentifikasi apakah terdapat hambatan pada sistem reproduksi yang menghalangi kehamilan, serta perencanaan program kehamilan yang tepat.
Untuk mendukung kehamilan, semua organ dalam sistem reproduksi wanita perlu berfungsi optimal. Jika terdapat gangguan pada salah satu organ, diperlukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi serta potensi masalah yang dapat menyebabkan gangguan kesuburan. Dokter akan melakukan beberapa tes untuk mengenali penyebab infertilitas atau gangguan kesuburan.
Proses Pemeriksaan Kesuburan pada Organ Reproduksi
Sebelum menjalani pemeriksaan kesuburan, dokter umumnya akan menanyakan beberapa riwayat kesehatan, seperti penggunaan obat-obatan, kebiasaan merokok atau konsumsi alkohol, penggunaan kontrasepsi, dan siklus menstruasi Anda. Berikut beberapa metode pemeriksaan kesuburan yang biasa direkomendasikan:
1. Histerosalfingografi (HSG).
Histerosalfingografi menggunakan sinar Rontgen untuk mendapatkan gambar bagian dalam rahim dan tuba falopi. Prosedur ini diawali dengan penyuntikan cairan kontras ke dalam rahim untuk memastikan kondisi rahim dan tuba falopi. HSG membantu mengidentifikasi kelainan seperti bentuk atau ukuran rahim yang tidak normal atau penyumbatan pada tuba falopi.
2. USG transvagina.
Tes ini menggunakan alat USG yang dimasukkan melalui vagina untuk mendapatkan gambar organ reproduksi, seperti rahim, tuba falopi, ovarium, leher rahim, dan vagina. Selain untuk kesuburan, USG transvagina dapat digunakan untuk mendeteksi penyebab perdarahan vagina, kehamilan ektopik, nyeri panggul, dan posisi alat kontrasepsi. Prosedur ini juga membantu diagnosis kista, keguguran, masalah plasenta, serta konfirmasi awal kehamilan.
3. Histeroskopi.
Histeroskopi dilakukan dengan memasukkan alat berupa selang fleksibel berkamera ke dalam rahim untuk melihat kondisi bagian dalam rahim dan mengambil jaringan jika diperlukan. Prosedur ini dapat membantu mendeteksi penyebab perdarahan tidak normal serta kehadiran fibroid, polip, atau kelainan pada rahim.
4. Laparoskopi.
Laparoskopi melibatkan kamera kecil yang dimasukkan melalui sayatan kecil di perut untuk melihat seluruh bagian panggul. Tes ini dapat mengidentifikasi penyebab infertilitas seperti endometriosis, kista ovarium, atau perlengketan pada ovarium dan tuba falopi. Laparoskopi juga digunakan untuk diagnosis penyakit radang panggul.
5. Pemeriksaan fungsi ovulasi dan kadar hormon.
Fungsi ovulasi dan hormon juga perlu diperiksa. Ovulasi adalah proses dalam siklus menstruasi yang terkait dengan pelepasan sel telur. Untuk mengetahui apakah ovulasi terjadi, beberapa metode yang bisa dilakukan meliputi:
• Tes kadar LH (luteinizing hormone) yang meningkat menjelang ovulasi.
• Mengukur suhu basal tubuh.
• Pemeriksaan hormon tiroid.
• Tes kadar FSH (Follicle-stimulating hormone).
Pemeriksaan kesuburan biasanya direkomendasikan oleh dokter bagi wanita yang ingin mengidentifikasi serta mengatasi penyebab ketidaksuburan atau masalah pada organ reproduksinya. Konsultasikan dengan dokter untuk menjalani pemeriksaan yang sesuai dengan kondisi Anda.